HOTEL SOFYAN SEBAGAI PIONIR HOTEL SYARIAH DI INDONESIA

Hotel Sofyan Jakarta

Oleh: Widadihandoyo ( Sekretaris Executive PPHI Sumbar ) Hotel Sofyan Cut Meutia-Menteng HOTEL SOFYAN SEBAGAI PIONIR HOTEL SYARIAH DI INDONESIA. | Wisata halal semakin populer di Tanah Air. Ekosistem wisata halal sejatinya sudah terbangun sejak lama, salah satunya lewat berdirinya hotel syariah pertama di Indonesia pada era 1990-an. Jaringan Hotel Sofyan  merupakan salah satu pionir hotel syariah pertama di Indonesia. Pada awal berdiri tahun 1971,  hotel ini masih konvensional atau beroperasi sama seperti hotel lain. Tapi seiring berjalannya waktu, manajemen memutuskan untuk  mulai memberanikan diri bertransformasi menjadi hotel syari’ah.Pendiri jaringan Hotel Sofyan, yaitu bapak  Sofyan Ponda, bersama puteranya, yaitu bapak Riyanto Sofyan berhasil mengembangan bisnis perhotelan di era 1980-an. Hotel Sofyan bahkan tercatat sebagai perusahaan hotel pertama yang go-public atau melantai di bursa saham pada 1989. Seiring berkembangnya bisnis, muncul gagasan dari bapak Riyanto Sofyan mengubah haluan bisnis dari hotel Sofyan dari konvensial menjadi hotel syariah. Ide ini tentu menabrak arus mainstream pada masa itu. Namun bapak Riyanto Sofyan melihat  celah yang tak disadari pengusaha lain. Selain mencari keberkahan usaha, mengubah konsep ke hotel halal rupanya membuka pasar baru yang potensial. Setahun kemudian, Sofyan Hotel mulai mengadopsi prinsip syariah. Periode transisi berjalan dari tahun 1993 hingga 2003. Sepuluh tahun menyiapkan hotel halal, Sofyan Hotel menerapkan kebijakan dan budaya Islami pada ekosistem hotelnya. Para pekerja juga dilatih menerapkan pelayanan yang ramah cara berpakaian yang menerapkan nilai syariah, salah satunya tidak menyediakan layanan minuman berakohol. Selama periode transisi, beberapa langkah diambil untuk menegaskan Sofyan Hotel sebagai hotel halal. Beberapa klub malam dan diskotik yang semula berada di sejumlah jaringan Sofyan Hotel ditutup pada 1998. Namun, alih-alih sepi dan kehilangan pelanggan, pendapatan persusahaan justru meningkat  hingga belasan persen. Demikian pula pada era 2000-an ketika Sofyan Hotel berhenti menjual minuman beralkohol dan menerapkan kebijakan memilah tamu sesuai dengan ketentuan syariah justru berdampak pada meningkatnya pendapatan dan okupansi hotel. Keseriusan Sofyan Hotel untuk menjalankan prinsip syariah mencapai puncaknya pada 2003. Tepatnya pada 26 Juli 2003, Sofyan Hotel menjadi lembaga bisnis syariah pertama di Indonesia yang tersertifikasi oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI. Seluruh pelayanan dan produk yang dihadirkan oleh Sofyan Hotel harus merujuk pada Sistem Jaminan Halal. Paradigma bagaimana cara mendapatkan keuntungan yang bersih dan halal harus dapat diterapkan oleh pebisnis, seperti menolak dengan halus untuk tamu-tamu yang akan berbuat tidak sepatutnya, atau hal-hal kecurangan yang berisiko menghasilkan rezeki yang tidak halal. Sebagai pionir dan pelopor pengembangan hotel syariah, bapak Riyanto Sofyan berusaha untuk terus mengenalkan konsep hotel syari’a, hal tersebut di implementasikan melalui pembentukan asosiasi PPHI atau Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia yang dulu nya di kenal dengan AHSIN (Asosiasi Hotel Syariah Indonesia), Dalam perkembangannya hingga sampai saat ini PPHI  tidak saja menaungi hotel, tetapi juga industry pariwisata lain yang konsen dengan konsep halal atau syari’ah, hal ini sejalan dengan kebutuhan dan perkembangan pariwisata dunia untuk mengembangkan pariwisata halal. Baca Juga : Havid Rangkayo Basa Tokoh Minang Peduli Syariah

PROFILE HOTEL SYARIAH TERKEMUKA DI PADANG

HOTEL SYARIAH TERKEMUKA DI PADANG, Hotel yang berkonsep Muslim Friendly Hotel atau berkonsep Halal Hotel. Hotel Rangkayo Basa sebagai hotel yang berkonsep hotel halal atau muslim friendly berada di pusat kota Padang. Beralamat di Jl.Hangtuah No 211 Padang, hadir dengan konsep Syariah Islam, Grand Openingpada tanggal 27 April 2013 sekaligus diresmikan oleh wali kota Padang yang menjabat saat itu. Bangunan hotel terdiri dari empat lantai dengan jumlah kamar pada awalnya sebanyak 29 kamar. Karena banyaknya permintaan pasar, maka mulai April 2014 jumlah kamar menjadi 52 kamar, pada tahun 2018 menambah satu kamar lagi, jadi total keseluruhan menjadi 53 Kamar. Hotel ini memiliki tiga macam kelas atau tipe dan pada bulan Nopember 2014 hotel sudah dilengkapi dengan fasilitas Lift. Fasilitas dan pelayanan hotel antara lain: Musholla, 24 pelayanan Room Service, Coffee Shop,  Meeting & Functional Room, Weeding Package, Kursus Table Manner, wi-fi diseluruh area hotel, TV cabel, Laundry & dry Clean, Air Port Sevice dan area Parkir yang cukup memadai. Sejarah Nama Hotel Rangkayo Basa Generasi Pertama Dt. Rangkayo Basa Nama Datuk Rangkayo Basa mempunyai arti sejarah yang cukup luas. Gelar Datuk Rangkayo Basa hadir pertama kali pada abat ke 19 di Guguk Tinggi, disandang oleh bapak Muhammad Shaleh Dt. Rangkayo Basa . Pada masa itu beliau dikena sebagai pedagang yang cukup berjaya . Tidak saja bagaimana cara menguasai pasar tetapi juga dikenal sebagai pedagang yang sangat memperhatikan nilai nilai islam, beliau lahir pada tanggal 13 Rabiul Awal 1257H. Muhammad Shaleh Dt Rangkayo Basa layak menjadi inspiratif, beliau sosok saudagar Minangkabau abad ke XIX yang sukses. Kesuksesan beliau tidak diperoleh dengan mudah, tetapi diperoleh dengan kerja keras. Beliau tidak saja hebat berdagang, namun juga dikenal pintar dan sangat taat beragama, perpaduan kedua hal tersebut yang menjadikan beliau sebagai saudagar besar pada masa itu. Generasi Kedua Dt. Rangkayo Basa Periode kedua gelar Datuk Rangkayo Basa disandang oleh Brigjen Polisi Kaharoedin Datuk Rangkayo Basa. Beliau merupakan tamatan sekolah; Opleidings School Voor Inlandsche Ambteneren ( OSVIA ) atau sekolah ( Pangreh-Praja ) di Fort De Kock ( Bukit Tinggi ) . Beliau memiliki istri bernama Mariah yang dinikahinya pada tahun 1926 merupakan tamatan Holandsch Inlandsche School ( HIS ) di Sigli DI Aceh, atau setingkat SD jaman sekarang. Dalam perjalanan kariernya Brigjen Polisi Kaharoedin Dt.Rangkayo Basa pernah menduduki jabatan mulai dari Asisten Demang, Asisten Wedana Polisi, Kepala Poilsi Padang Luar Kota, kepala Polisi Karesidenan Riau, kepala Polisi Kota Padang, Kepala Polisi Provinsi Sumatera Tengah dan puncak kariernya, beliau sebagai Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Barat yang Pertama pada tahun 1958 sampai dengan 1965. Pada masa kariernya menjadi Gubernur Sumatera Barat, beliau mengalami tekanan yang sangat berat atas munculnya PRRI, satu sisi sebagai wakil perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah, disisi lain sebagai pemimpin pada kawasan wilayah yang masyarakatnya sedang bergejolak atas ketidak puasan kepada pemerintah pusat. Untuk mengenang perjuangan dan jasa Brigjen Polisi Dt Kaharoedin Rangkayo basa, maka Polda Sumatera Barat membangun monumen yang berupa sebuah gedung pertemuan yang diberi nama “ Gedung Kaharoedin Datuk Rangkayo Basa” yang beralamat di Jl.S.Parman Kota Padang. Generasi Ketiga Dt. Rangkayo Basa Selanjutnya H Havid Dt. Rangkayo Basa ( pemilik Hotel Rangkayo Basa ) merupakan generasi ketiga setelah Muhammad Shaleh Dt.Rangkayo Basa dan Brigjen Polisi Kaharoedin Dt.Rangkayo Basa. Beliau lahir di Bukit Tinggi pada tanggal 16 Oktober 1967, sebagai orang yang mempunyai latar pendidikan yang cukup tinggi, yaitu Sarjana Ekonomi, beliau tidak tertarik pada dunia kerja kantoran, beliau lebih senang menjadi pedagang dan pengusaha, dengan memulai kariernya sebagai pedagang emas sejak tahun 1993 . Sampai saat ini usahanya terus berkembang dan sudah mempunyai beberapa cabang toko emas di kota Padang Sumatera Barat dan juga daerah lain. Keinginan beliau untuk mendirikan Hotel Syariah terwujud berkat kerja sama dengan    Sofyan Hospitality Internasional ( SHI ) yang bermarkas di Jakarta. Dari sejarah dan profil dari tokoh Datuk Rangkayo Basa yang sangat menginspirasi dan sebagai Ninik Mamak dan mengenang ketokohan Datuk Rangkayo Basa, maka Hotel ini diberi nama HOTEL RANGKAYO BASA. Konsep Syariah Hotel Rangkayo Basa Padang Hadirnya Hotel Rangkayo Basa  yang dikelola secara syariah ini diharapkan dapat menjadi syi’ar tentang kesan hotel menjadi lebih baik. Selama ini  hotel di kota Padang dan Sumatera Barat pada umumnya di nilai negatif. Hotel Rangkayo Basa diharapkan juga dapat membantu membuka lapangan kerja baru serta memenuhi kebutuhan dan permintaan kamar di kota Padang. Selain itu, Hotel muslim friendly ini juga diharapkan mengakomondasi semakin besarnya potensi wisata dikota Padang yang membutuhkan tempat menginap yang nyaman, tenang, aman dan yang pasti dijamin kehalalan dari segi menu makanannya. Manajemen Hotel Rangkayo Basa awalnya bekerja sama dengan Sofyan Hospitality Internasional ( SHI ) di Jakarta. Setelah selama lima tahun dikelola oleh manajemen Sofyaninn, maka hotel berbasis syari’ah ini sejak Juni 2018 sudah mulai dikelola sendiri, . Hotel Rangkayo Basa tetap bisa berkembang dan bersaing dengan hotel- hotel lain di kota padang dan tetap menjadi pilihan oleh para pelanggan yang selama ini sudah setia menjadi pelanggan Hotel Rangkayo Basa. Saat ini manajemen Rangkayo Basa sudah mulai mengembangkan sayapnya dengan membeli sebuah hotel yang sudah beroperasi di kota Padang Panjang,  yaitu Hotel Flaminggo dengan 44 kamar, tepatnya di Jl Sutan syahril No.411 Padang Panjang . Alhamdulillah pada Januari tahun 2020 nama Flaminggo sudah resmi di ganti dengan Hotel Rangkayo Basa Padang-Panjang. Selain itu manajemen Rangkayo Basa juga menambah properti baru, yaitu  sebuah Guest House di daerah Andalas  Padang Timur dan sudah mulai beroperasi pada Desember 2020. Sehingga total kamar yang dikelola oleh manajemen Group Rangkayo Basa saat ini berjumlah 115 kamar. Baca Juga : Sejarah Perkembangan Wisata Halal di Sumatera Barat

Mengunjungi Tempat Wisata Sumbar

Kali ini kami mencoba untuk memberikan gambaran perjalanan anda mengunjungi tempat wisata di Sumatera Barat. Kami akan mencoba merincinya dengan sederhana. Jika anda menggunakan moda transportasi udara, anda akan mendarat di Bandara Internasional Minangkabau. Lokasi Bandara ini bukan di Kota Padang, tapi lokasi Bandara Internasional Minangkabau berada di Kabupaten Padang Pariaman. Berjarak sekitar 22,6 KM dari Pusat Kota Padang, kami menyarankan anda untuk menggunakan bus pariwisata resmi seperti Bus Vircansa. Bus Vircansa sendiri adalah bagian dari Bus NPM Group yang telah berdiri sejak tahun 1937. Perusahaan Oto Bus NPM adalah perusahaan oto bus tertua di Indonesia untuk luar jawa. Berpusat di Kota Padang Panjang yang dikenal sebagai serambi mekah, tapi Bus Vircansa sendiri memiliki kantor perwakilan di Kota Padang, berada di tengah-tengah Kota Padang. Klik LIHAT PETA untuk melihat petunjuk arah ke Pool NPM dan Vircansa. Selain itu ada Operator Tour Terbaik Dunia atau World Best Halal Tour Operator ada di Kota Padang, yaitu ERA TOUR. Anda bisa menghubungi mereka dan tentu akan lebih mengasyikan bepergian bersama dengan pola perjalanan terstruktur. Namun jika anda adalah wisatawan yang suka bepergian dengan kendaraan pribadi. Jika anda berasal dari Riau, maka tentu anda akan memilih perjalanan dari Bukittinggi sekitarnya. Jika anda wisatawan Sumatera Utara yang datang ke Sumbar, anda bisa masuk melalui rute : 1. Sibolga ke Bukittinggi 2. Kota Duri-Bangkinang-Bukittinggi. 3. Padang Sidempuan-Pasaman-Bukittinggi. Jika anda wisatawan yang berasal dari Bengkulu, anda tentu akan melewati rute Muko-Muko hingga ke Pesisir Selatan dan masuk Kota Padang. Jika anda Wisatawan yang berasal dari Jambi, anda dapat masuk ke Sumatera Barat melalui rute : Muaro bungo – Dharmasraya – Sijunjung –  Solok – Kota Padang atau bisa dengan rute Sungai Penuh – Kerinci – Solok Selatan – Kabupaten Solok – Kota Padang. Itu rute yang pernah penulis lewati saat keluar atau masuk sumbar dari Provinsi tetangga. Oke, kita kembali ke rute perjalanan : Anda dapat memilih memulai berwisata dari mana saja di Sumbar karena hampir semua tempat wisata di Sumbar sangat elok di pandang mata, memanjakan selera dan membuang kepenatan rutinitas karena hampir semua perjalanan di Sumbar di hiasi oleh hutan dan air yang jernih. Wisata di Bukittinggi Hari pertama anda sebaiknya menuju Bukittinggi, terdapat banyak sekali Hotel di Kota Bukttinggi. Perlu anda catat bahwa hampir semua hotel di Bukittinggi mensyaratkan pasangan yang sudah menikah atau punya hubungan keluarga dekat saja yang bisa check in dalam satu kamar. Setelah sarapan di Hotel, anda bisa mengunjungi Kebun Binatang Kinantan yang berada dekat sekali dengan jam gadang. Anda dapat melihat beragam satwa baik yang hidup maupun telah di museumkan/diawetkan. Juga terdapat rumah adat yang berisi benda bersejarah dan buku bersejerah tentang Sumatera Barat dan Minangkabau. klik LIHAT PETA untuk mendapatkan arah ke Kinantan Zoo Bukittinggi. Anda juga dapat berkuda di Benteng fort de kock yang merupakan benteng tua peninggalan penjajah Belanda dulu. Benteng itu bisa dijadikan tempat istirahat dan menikmati segarnya udara Kota Bukittinggi. Antara pintu masuk Kinantan Zoo dengan benteng fort de kock, terdapat jembatan gantung “LIMPAPEH”, anda dapat melihat garis lurus antara Kantor Walikota Bukittinggi dengan Hotel Tua yang kini diberi nama Novotel yang dioperasikan oleh Group Accor Hotel. Lelah di kinantan Zoo anda dapat makan siang di pasa lambuang, pusat makan khas Kapau yang sangat terkenal enak dan tentu harga yang sesuai kualitas. Saya pribadi tetap berusaha makan disini jika melewati Kota Bukittinggi, namanya Kios Lambuang Pasa Lereng Bukittinggi. klik LIHAT PETA untuk mendapatkan petunjuk arah ke sana. Oh ya, jangan lupa untuk berselfie di Janjang ampek puluah. Tempat biasa kami mencoba adalah Nasi Kapau Ni Er, jika anda belum tergesa-gesa, sebaiknya makan siang di pukul 11 siang, kios lambuang itu sendiri terdiri dari belasan pedagang. Dan telah buka sejak pukul 07.30 pagi. Jika anda datang di saat setelah waktu sholat, anda harus siap antri panjang. Setelah atau sebelum makan, anda dapat sholat di Masjid Raya Bukittinggi. Dan di sekitar masjid adalah pusat pasar yang dikenal dengan pasar atas. Anda dapat membeli souvenir Bukittinggi disini. LIHAT PETA Dari masjid, anda cukup berjalan kaki menuju jam gadang. Tapi tunggu dulu, sebaiknya anda menuju lubang jepang, melihat saksi sejarah penjajahan Jepang di Indonesia. Anda akan dibawa masuk ke dalam terowongan bawah tanah yang konon dijadikan sebagai tempat penyiksaan rakyat Indonesia oleh tentara Jepang masa penjajahan. LIHAT PETA Setelah lubang jepang, anda bisa menikmati sore di Ngarai Sianok, bisa menikmati makan bebek cabe hijau yang dikenal sebagai ITIAK LADO MUDO. Atau makan kerupuk kuah sate ditaburi mi lasa khas Bukittinggi atau menikmati pensi khas danau maninjau. Malam hari anda bisa duduk bersantai di sekitaran Jam Gadang atau di sekitar lapangan kantin. Anda juga dapat menikmati wifi.id di dekat kantor Telkom Bukittinggi yang juga berderatan dengan Gereja tua di Bukittinggi yang sampai sekarang masih di pakai untuk ibadat oleh saudara-saudara kami yang nasrani. Meski Sumatera Barat adalah daerah dengan corak Islam yang kental, tapi tidak pernah ada kasus pembakaran gereja atau pelarangan orang beragama lain yang di akui negara di tanah Minangkabau. Dan bahkan satu Bupati di Sumatera Barat beragama nasrani. Itulah bentuk toleransi masyarkat minang terhadap perbedaan. Tadi adalah perjalanan satu hari berwisata di Kota Bukittinggi, apakah cuma itu? Tidak. Anda dapat mengunjungi : 1. Rumah kelahiran Bung Hatta, Proklamator dan Wakil Presiden pertama Republik Indonesia. LIHAT PETA 2. Perpustakaan Bung Hatta. LIHAT PETA 3. Jenjang Koto Gadang. LIHAT PETA 4. Pusat Souvenir Bukittinggi, LIHAT PETA   Hari Kedua berwisata di Kota Payakumbuh dan Kabupaten 50 Kota : Next Article ya 🙂 admin mau kerja lagi di dunia nyata, hehe…    

Chesie Havitriani : kami komit dengan Hotel Syariah

Chesie Havitriani Hotel Rang Kayo Basa

Hotel Rang Kayo Basa adalah hotel berbintang pertama di Sumatera Barat yang berbasis Syariah. Hotel Syariah ini awalnya di operasikan oleh Manajemen Sofyan Hotel Jakarta. Per 2018, Hotel Rang Kayo Basa telah memiliki manajemen sendiri. Direktur Hotel Rang Kayo Basa Chesie Havitriani bertekad untuk membawa bisnis perhotelannya agar tetap menjaga nilai-nilai kebaikan dan keberkahan.