Wisata halal di Sumbar
Menikmati Wisata Halal Sumbar Sumatera Barat pada dasarnya sangat lekat dengan kehalalan. Falsafah hidup masyarakatnya yang Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah telah menjadi warna khas kehidupan di Sumbar. Makanya Wisata Halal Sumbar bukan sesuatu yang asing. Di Sumbar ada 19 Kabupaten/Kota yang saya pribadi telah mengunjunginya. Dari tingginya daerah pegunungan Solok Selatan hingga panasnya pantai Kepulauan Mentawai. Terjalnya Gunung Sago hingga menggilanya ombak Mentawai. Dari 19 Kabupaten/Kota di Sumbar, hanya di Kabupaten Kepualauan Mentawai terdapat cukup banyak makanan yang non halal. Penjualnya pun sudah memberikan informasi tegas di papan merk warungnya sebagai makanan non halal dengan menyebut Babi Panggang. Meski demikian, terdapat sangat banyak makanan halal di Mentawai. Tentu belum sertifikasi halal dari LPPOM MUI karena mereka adalah pedagang UMKM. Dan meski Bupati Kabupaten Mentawai bukan seorang muslim, tapi beliau sangat konsen agar penyakit masyarakat di hilangkan dari Mentawai, seperti seringnya aparat setempat merazia penginapan-penginapan dan kos-kosan agar tak ada pasangan belum halal atau kegiatan maksiat lainnya. Tapi makanan di daerah lain di sumbar hampir dipastikan halal karena kebiasaan kehidupan masyarakat sumbar yang berpegang kuat pada agama islam. Wisata Halal di Sumbar banyak tersebar, seperti : Wisata halal di Bukittinggi : Teman-teman bisa menjumpai makanan halal, lezat dan tentu tiada dua nya yaitu Nasi Kapau di pasar lereng Bukittinggi. Ingin mencoba bebek cabe hijau yang rempahnya sangat berasa dengan karakter khas masakan minang bisa di jumpai di banyak tempat seperti ngarai sianok, terdapat beberapa warung makan khas bebek hijau. Untuk destinasi di Bukittinggi ada sangat banyak tapi yang selalu menjadi icon adalah Jam Gadang Bukittinggi, ngarai sianok, lubang jepang, great wall dan lainnya. Wisata Halal di Padang : Kota Padang kini telah banyak berubah, banyak peningkatan fasiltias publik terutama sekitar Pantai Padang yang kini telah menjadi icon tersendiri. Di Padang sendiri terdapat beberapa pantai ternama seperti Pantai Padang, Pantai Air Manis, Pantai Bungus yang biasa dipakai untuk menyebrang ke Pulau-Pulau cantik di Kota Padang. Selain destinasi Pantai, Kota Padang juga terdapat muesum Adityawarman, Tugu Gempa 2009 yang menelan ribuan jiwa di Kota Padang, wisata air lubuk minturun, treking di Gunung Padang dan Bukit nobita, melihat pesona kota tua di Pondok dan jembatan Siti Nurbaya. Tentu tak sempurna saat ke Padang tapi tidak menikmati kulinernya. Jika kamu mau menikmati masakan seafood Padang, ada sangat banyak terdapat di sepanjang Pantai Padang, silahkan saja mencoba sesuai kantong. Bagi saya sendiri, Fuja adalah pilihan utama. Disamping enak juga murah. Tapi Padang punya 3 hal yang mendapatkan award best halal tourism in the world. Ada Rumah Makan Lamun Ombak sebagai the best kuliner, Ero Tour sebagai the best operator halal dan tentunya Hotel Rang Kayo Basa sebagai Hotel Halal atau hotel syariah di Kota Padang. Wisata Halal di Pariaman : Pariaman dulunya sangat luas. Kini sudah dimekarkan seperti Pauh IX masuk ke Kota Padang. Dan sekarang pun ada Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman. Pariaman terkenal dengan pergelaran budaya sejarah Tabuik. Pantai Pariaman yang 4 tahun belakangan di tata rapi menjadi icon pariwisata tersendiri selain Kota Padang. Pantai Pariaman yang terkenal saat ini ada Pantai Gandoriah, Pantai Cermin, Pantai Kata. Dan juga ada penangkaran penyu di Pariaman utara. Anda bisa melepas anak-anak penyu ke laut dengan membelinya di Budi Daya Penyu Kota Pariaman. Wisata kuliner di Pariaman juga memiliki karakter tersendiri dibanding daerah lain di Sumbar. Masakan olahan khas ikan yang segar menjadi ciri utama di Pariaman. Sala lauak adalah salah satu icon masakan khas pariaman selain lontong tunjang yang bisa anda dapatkan di Pasa Lambuang di Kurai Taji. Wisata Halal di Mentawai (Halal Tourism of Mentawai island) : Mentawai dikenal dengan alam lautnya yang luar biasa indah. Ombaknya jika pada musim badai bisa mencapat 5-10 meter ini menjadi incaran turis-turis asing. Maka tidak heran, mentawai adalah satu-satunya Kabupaten yang memiliki resort terbanyak di banding Kabupaten/Kota lainnya di Sumbar. Dan pemerintah daerah mentawai memang mengandalkan turis asing dari pada turis lokal sebagai penopang wisatanya. ada tiga cara ke Mentawai : Via udara dengan Susi Air, Via laut pertama bisa pakai Kapal PELNI dan Laut kedua dengan Kapal Mentawai Fast Jika anda ingin melakukan perjalanan ke Mentawai, anda dapat mengambil jalan udara dengan memilih penerbangan dengan maskapai Susi Air. Jadwalnya pada selasa dan sabtu. Tapi jika anda ingin melakukan perjalanan laut, anda dapat memilih menggunakan kapal milik PELNI dengan titik keberangkatan Padang di Bungus Teluk Kabung. Berangkat setip hari dengan rute yang berbeda. Berangkat malam dan sampai di Mentawai pada pagi hari. Saya sendiri lebih nyaman menggunakan kapal cepat milik swasta, Mentawai Fast. Berangkat setiap hari dengan rute berbeda. Dimana senin rabu jum’at dan minggu berangkat dari Padang tujuan Tua Pejat (pusat pemerintahan) dan sekitarnya. Sedangkan Dihari lain menujui Sikakap dan Siberut. Sedangkan spot surfing sendiri di Mentawai paling banyak berada di daerah Siberut khususnya Siberut Barat Daya. Pengalaman saya yang sudah keliling mentawai dan masuk di hampir semua resortnya. Ombak siberut Barat Daya memiliki tantangan tersendiri karena berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Makanan Halal di Mentawai cukup banyak tersebar, kita tidak usah ragu untuk salah masuk rumah makan karena warung makan di mentawai jika tidak halal. Pedagangnya telah memberi tanda tertentu. Jika ada sampai di Tua Pejat ada warung makan di Pangkalan Ojek sebagai langganan saya dan juga ada di Wisma Bintang. Makanan khas ikan segar olahan khas pariaman atau pesisir selatan. Penginapan di Mentawai juga ramah dengan wisatawan muslim. Harganya juga bervariasi dan relatif terjangkau. Kebijakan pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai sangat mendukung agar Mentawai menjadi destinasi wisata ramah muslim seperti membuat peraturan dilarangnya Babi berkeliaran di rumah-rumah warga, semua babi harus di buatkan kandangnya di dalam hutan. In conclusion, hehee…sok english ya. Ingin merasakan suasana alam yang betul berbasis pantai. Datanglah ke Mentawai. – Bersambung… Saya akan menuliskan nanti pengalaman saya selama mengelili seluruh Sumatera Barat, menikmati alamnya, tempat bersejarah, makanan dan keramahan warga sumbar : – Nikmati Wisata Halal di Sijunjung – Rasakan Wisata Halal di Kabupaten Solok dengan pegunan nan luar biasa cantik – Santai berwisata halal di Kota Solok – Belajar Wisata halal di Tanah Datar dengan sejarah panjang masyarkat Minangkabau dari zaman Kerajaan –
Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia
Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia adalah wadah bagi industri wisata di Indonesia yang ingin konsen ke sektor wisata halal indonesia. Salah satu the best halal destination or halal tourism in Indonesia adalah Sumatera Barat. Dan PPHI Sumbar berkomitmen untuk mewujudkan Wisata Halal Sumbar atau Wisata Halal Indonesia Ada beberapa contohj wisata halal di Indonesia yang ada di sumbar adalah : 1. Jam Gadang bukittingig 2. Pantai Padang 3. Kawasan Wisata Harau di Kabupaten 50 Kota 4. Danau Kembar di Kabupaten Solok 5. Danau Singkarak, yang nama danau ini menjadi asal muasal Tour De Singkarak 6. Danau Maninjau, terletak di Kabupaten Agam dan merupakan kampungnya Buya HAMKA, Ketua MUI Pertama 7. Pantai Gandoriah, Kota Pariaman. 8. Nasi Kapau yang terkenal berada di Bukittinggi 9. ….dan destinasi Halal Indonesia Tourism Association is the one onlye association in Indonesia. Website of Central Management of PPHI dan Ketua Umum DPP adalah Riyanto Sofyan. Halal pasti berkah !
Halal Tourism of Indonesia and West Sumatera
West Sumatera is the best halal destination in the world or the best halal tourism in Indonesia. You can find very much masjid and halal food. PPHI Sumbar one of the best halal association.
Chesie Havitriani : kami komit dengan Hotel Syariah
Hotel Rang Kayo Basa adalah hotel berbintang pertama di Sumatera Barat yang berbasis Syariah. Hotel Syariah ini awalnya di operasikan oleh Manajemen Sofyan Hotel Jakarta. Per 2018, Hotel Rang Kayo Basa telah memiliki manajemen sendiri. Direktur Hotel Rang Kayo Basa Chesie Havitriani bertekad untuk membawa bisnis perhotelannya agar tetap menjaga nilai-nilai kebaikan dan keberkahan.
Success story : Halal itu lebih berkah
Pada satu sesi terakhir dalam rangkaian pelantikan dan pengukuhan pengurus Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia Sumatera Barat adalah kisah sukses tiga industri yang ada mendapatkan Best Halal Destination di Sumatera Barat. Restoran Lamun Ombak yang diwakili oleh Arnold Hotel Rangkayo Basa ** diwakili oleh Direkturnya Cesy Ero Tour yang diwakilkan kepada Sianok Travel disampaikan oleh Adrian Darmawan
Sambutan dan Arahan Asisten II Gubernur Sumbar
Sambutan dan arahan yang diberikan oleh Gubernur Sumatera Barat dalam hal ini diwakili oleh Asisten II, memapakarkan bahwa “kehalalan adalah fitrah manusia” dalam acara pelantikan Dewan Pimpinan Daerah Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia Sumatera Barat
Sumbar masuk lima besar daerah tujuan wisata halal Indonesia
Padang, (Antaranews Sumbar) – Provinsi Sumatera Barat masuk lima besar daerah tujuan wisata halal di Indonesia berdasarkan data yang dihimpun oleh Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI). “Ada lima besar daerah yang menjadi tujuan wisata halal berdasarkan survei yang dilaksanakan yaitu Aceh, Sumatera Barat, Jakarta, Jawa Barat dan Lombok,” kata Ketua PPHI pusat Riyanto Sofyan di Padang, Rabu. Ia menyampaikan hal itu usai pengukuhan pengurus DPD PPHI Sumbar serta seminar pariwisata halal Sumbar dihadiri Wali Kota Padang Mahyeldi dan undangan lainnya. Oleh sebab itu ia mengingatkan pemerintah daerah ikut berperan membenahi tujuan wisata halal yang ada di Sumbar bukan hanya dari sisi kebijakan namun juga komitmen rencana aksi dan anggaran. “Belajar dari Lombok dalam mengembangkan destinasi peran pemerintah daerahnya amat kuat sehingga mau memberi subsidi pengurusan sertifikasi halal,” kata dia. Ia mengatakan ketika pemerintah berkomitmen lewat anggaran pada akhirnya yang akan mengambil manfaat juga pemerintah daerah karena akan terjadi peningkatan pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata. Kalau bisa di pemerintah daerah ada satu pejabat yang khusus menangani wisata halal karena ini butuh suatu kompetensi khusus. Kemudian ia mengingatkan perlu ada standarisasi agar wisatawan yang berkunjung tidak kecewa. Selain itu upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pamor wisata halal adalah pengembangan pemasaran. Malaysia yang populasi muslimnya 60 persen sudah mulai mengembangkan wisata halal sejak 1990, sementara Indonesia baru memulai pada 2012 padahal 80 persen populasi muslim,” ujarnya. Ia menilai yang dibutuhkan bukan hanya menjual merek namun juga promosi langsung wisata halal. Sementara Ketua PPHI Sumbar Havid Dt Rangkayo Basa mengatakan potensi wisata halal di Sumbar terbilang besar, apalagi sejak 2016 Kementerian Pariwisata menetapkan provinsi ini sebagai salah satu daerah tujuan wisata halal. Menurutnya pengembangan wisata halal di Sumbar memiliki potensi besar sejalan dengan falsafah adat yaitu Adat Basandi Syara Syara Basandi Kitabullah yang berarti adat berdasarkan syarak dan syara mengacu kepada Al Quran. Artinya jika potensi tersebut dikelola dengan baik tentu akan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan asing ke Sumbar seperti dari Timur Tengah, kata dia. (*) Pewarta : Ikhwan Wahyudi Editor: Mukhlisun COPYRIGHT © ANTARA 2018
Walikota Padang Sambut PPHI Bersinergi Bangun Pariwisata Halal
Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah mengaku menyambut positif keberadaan Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) Sumatera Barat (Sumbar). Hal itu dikarenakan program-program PPHI dinilai selaras terhadap program Pemko Padang khususnya dalam pengembangan kepariwisataan. Sebagaimana Padang telah memantapkan diri sebagai tujuan wisata halal dan dinilai memiliki potensi besar dalam pengembangannya ke depan. Hal itu disampaikan Walikota Mahyeldi dalam sambutannya pada kegiatan pelantikan dan pengukuhan Dewan Pengurus Pusat (DPP) PPHI Sumbar di Hotel Rang Kayo Basa, Rabu (14/11). Selaku Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Sumbar Mahyeldi pun berharap Pemko Padang dan PPHI Sumbar juga dapat bersinergi dengan upaya memerangi maksiat di Kota Padang. “Sehingga apa saja bagian dari pariwisata nantinya dapat dipastikan di samping halal juga bebas dari maksiat,” ujar Dewan Penasihat DPD PPHI Sumbar itu. Seperti diketahui, langkah Padang dalam membangun pariwisata sudah cukup terarah, terutama dalam mempercantik pantai. Sejumlah sarana dan prasarana yang dibangun melalui konsep Kawasan Wisata Terpadu (KWT) Gunung Padang dalam kurun beberapa tahun terakhir pun menjadi penyokong kemajuan pariwisata maritim bagi ibukota Provinsi Sumbar itu. Sementara itu, Ketua PPHI pusat Riyanto Sofyan mengatakan, Sumbar masuk lima besar daerah tujuan wisata halal di Indonesia berdasarkan data yang dihimpun oleh PPHI. “Ada lima besar daerah yang menjadi tujuan wisata halal berdasarkan survei yang dilaksanakan yaitu Aceh, Sumatera Barat, Jakarta, Jawa Barat dan Lombok,” kata dia usai mengukuhkan pengurus DPP PPHI tersebut. Oleh sebab itu ia mengingatkan pemerintah daerah ikut berperan membenahi tujuan wisata halal yang ada di Sumbar bukan hanya dari sisi kebijakan namun juga komitmen rencana aksi dan anggaran. “Belajar dari Lombok dalam mengembangkan destinasi peran pemerintah daerahnya amat kuat sehingga mau memberi subsidi pengurusan sertifikasi halal,” kata dia. Riyanto pun mengatakan ketika pemerintah berkomitmen lewat anggaran pada akhirnya yang akan mengambil manfaat juga pemerintah daerah karena akan terjadi peningkatan pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata. Kalau bisa di pemerintah daerah ada satu pejabat yang khusus menangani wisata halal karena ini butuh suatu kompetensi khusus. Selanjutnya juga perlu ada standarisasi agar wisatawan yang berkunjung tidak kecewa disertai bagaimana meningkatkan pamor wisata halal sebagai pengembangan pemasaran. “Malaysia yang populasi muslimnya 60 persen sudah mulai mengembangkan wisata halal sejak 1990, sementara Indonesia baru memulai pada 2012 padahal 80 persen populasi muslim. Karena saya menilai yang dibutuhkan itu bukan hanya menjual merek namun juga promosi langsung wisata halal,” ujarnya. Sementara Ketua PPHI Sumbar Havid Dt Rangkayo Basa mengatakan potensi wisata halal di Sumbar terbilang besar, apalagi sejak 2016 Kementerian Pariwisata menetapkan provinsi ini sebagai salah satu daerah tujuan wisata halal. Menurutnya pengembangan wisata halal di Sumbar memiliki potensi besar sejalan dengan falsafah adat yaitu Adat Basandi Syara Syara Basandi Kitabullah yang berarti adat berdasarkan syarak dan syara mengacu kepada Al Quran. Artinya jika potensi tersebut dikelola dengan baik tentu akan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan asing ke Sumbar seperti dari Timur Tengah, kata dia. (dv) Sumber : IMPIANNEWS
Pengurus DPD PPHI Sumbar akan Dikukuhkan, Apa Program dan Targetnya?
Pengurus Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) Sumatera Barat (Sumbar) akan dikukuhkan pada Rabu, 14 November 2018 mendatang. Setelah dikukuhkan nantinya, lembaga yang bergerak dalam pariwisata halal Sumbar ini menargetkan bisa membranding Sumbar menjadi wisata halal secara bertahap. Halal dimaksud, sesuai dengan standar dan mendapatkan sertifikasi halal, mulai dari hotel, restoran serta destinasi wisata. Ketua DPD PPHI Sumbar H. Havid Dt. Rangkayo Basa SE, menjelaskan, PPHI adalah lembaga yang akan menjembatani Sumbar menjadi pariwisata halal. Targetnya agar wisatawan mancanegara dari timur tengah datang ke Sumbar. “Kita harus menjadi wisata halal yang diminati wisman Timur Tengah,” ujarnya saat jumpa pers di Hotel Rang Kayo Basa, Rabu 7 November 2018. Dijelaskannya, wisata halal memiliki prospek yang baik untuk dunia pariwisata, sebab sesuai dengan kebiasaan wisman Timur Tengah. Menurut Havid, mereka yang berwisata adalah golongan menengah ke atas, wisata bersama keluarga dalam waktu yang cukup lama dan suka belanja. Selanjutnya, setelah dikukuhkan program PPHI juga akan banyak memberikan pemahaman kepada masyarakat yang terlibat langsung dengan wisatawan. “Masyarakat, mulai dari tukang parkir hingga ke travel agen perlu diberikan pemahaman untuk ramah kepada pengunjung. Bali dan Lombok saja bisa, kita di Sumbar pasti juga bisa,” jelasnya. PPHI akan merangkul semua stakeholder yang terlibat pariwisata untuk bekerjasama dalam menjadikan Sumbar sebagai pariwisata halal. Di kegiatan yang sama, Sekretaris DPD PPHI, H Meldian STP, MM, mengatakan, Sumbar sudah mendapatkan beberapa kategori halal tingkat dunia. Penghargaan tersebut menjadi tantangan bagi PPHI untuk melanjutkan kepada sarana dan prasarana lain sehingga bersertifikasi halal. Menurutnya, saat ini masih banyak sarana dan prasarana penunjang pariwisata yang tidak mengedepankan pendukung kehalalan, seperti toilet dan musala yang terletak di pojok-pojok, kotor dan berbau. “Sarana dan prasarana itu nanti kita dorong untuk menjadi senyaman mungkin sehingga wisatawan tertarik datang,” jelasnya. Dilanjutkan Bendahara Panitia Pengukuhan DPD PPHI, Arnol Kurniawan, kedepan PPHI akan meluncurkan peta halal di sosial media, sehingga menjadi rujukan bagi wisatawan yang berkunjung ke Sumbar. “Kami akan buat peta di sosmed tempat wisata halal di Sumbar seperti butik halal, dan restoran halal dan hotel halal,” ujarnya. Jumpa pers tersebut juga dihadiri oleh Chesie Havitriani, wakil anggota bidang kelembagaan dan organisasi anggota, dan beberapa orang pengurus DPD PPHI Sumbar. Sumber : KLIK POSITIF
PPHI Sumbar Lirik Wisatawan Timur Tengah
Sejak tahun 2016, Sumbar dinobatkan sebagai destinasi wisata halal dunia. Berbagai upaya terus dilakukan semua kalangan untuk mempertahankan itu. Termasuk yang dilakukan DPD Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) Sumbar. Hal ini disampaikan Ketua DPD PPHI Sumbar Havid Dt Rang Kayo Basa, kemarin (7/11) di hadapan sejumlah wartawan di Hotel Rang Kayo Basa, Padang saat menjelaskan rencana pengukuhan pengurus PPHI Sumbar. Havid menjelaskan pengakuan dunia yang disampaikan pada ajang World Halal Tourism Award 2016 ini mesti dimaksimalkan. Di sisi lain, upaya melengkapi sarana dan prasarana pendukung juga terus dilakukan. Dia menyebutkan potensi wisatawan yang cukup besar adalah wisatawan asal Timur Tengah. Pasalnya wisatawan ini termasuk kategori wisatawan yang royal dan dengan kunjungan waktu yang lama. “Wisatawan Timur Tengah ini suka berbelanja, menginap di tempat yang mewah. Ini mesti kita jadikan momen,” katanya didampingi Bendahara Arnold Kurniawan, dan Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Anggota Chesie Havitriani. Upaya yang dilakukan PPHI Sumbar dengan gencar melakukan sosialisasi dan promosi wisata Sumbar ke negara Timur Tengah. Disebutkannya wisatawan Timur Tengah ini telah mengenal Indonesia seperti Bandung. “Kita berupaya agar wisatawan ini mengenal dan berkunjung ke Sumbar,” katanya. Sementara, Sekretaris PPHI Sumbar Meldian menyampaikan upaya mendukung itu mesti diikuti dengan penyediaan sarana dan prasarana. Seperti menyediakan tempat shalat yang layak. Tak berada dipojok satu tempat, apalagi kotor. “Di luar sana, wisatawan muslim dimanjakan dengan tempat shalat yang nyaman dan bersih. Posisinya tak dipojok-pojok. Jika sarana dan prasarana ini dibenahi, wisatawan Timur Tengah bakal tertarik,” katanya didampingi Sekretaris Eksekutif Widadi. Begitu juga terkait dengan label halal yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika MUI pada rumah makan atau restoran. Bagi wisatawan muslim dari luar Indonesia hal ini sangat memiliki dampak dan pengaruh. Terkait pengukuhan pengurus PPHI Sumbar, disampaikan Meldian kalau pengukuhan dilakukan pada Rabu (14/11) mendatang di Hotel Rangkayo Basa. Dikukuhkan langsung oleh Ketua Umum PPHI. Juga diadakan seminar pariwisata halal serta peluncuran website PPHI Sumbar. (*) Editor : Elsy Maisany Sumber Berita : Eka Rianto – Padang Ekspres