Havid Rangkayo Basa Tokoh Minang Peduli Bisnis Syariah

Owner Hotel Rangkayo Basa Haji Havid Datuk Rangkayo Basa SE, sudah lama berkibar di Sumatera Barat. Dia adalah sosok Pebisnis Syariah, dan Jumat (1/3) malam seiring 17 tahun usia Padang Televisi dianugerahi sebagai “Tokoh Minang Peduli Bisnis Syariah.” Generasi ketiga Datuk Rangkayo Basa, yang berasal dari Guguk Tinggi, Bukittinggi ini, kini bergerak dalam bisnis perhotelan, Rangkayo Basa Group. Terdiri dari Hotel Rangkayo Basa Padang, Hotel Rangkayo Basa Padang Panjang, dan Guest House Rangkayo Basa, Andalas, Padang Timur. Ketiga hotel tersebut dikelola secara syariah atau lebih dikenal dengan muslim frendly, yakni hotel yang hadir untuk mengakomodir keberadaan wisatawan di kota Padang dan Padang Panjang, yang memerlukan penginapan nyaman,aman dan dijamin halal menunya. Nama hotel, diberi nama Rangkayo Basa, untuk mengenang perjuangan dan jasa generasi awal Datuk Rangkayo Basa. Muhamad Shaleh Datuk Rangkayo Basa tercatat, sebagai generasi pertama, seorang saudagar Minang pada abad XIX yang sukses. Selain pintar berdagang juga taat beragama. Generasi kedua, Datuk Rangkayo Basa, adalah Brigjen Polisi Kaharoedin Rangkayo Basa. Dia adalah mantan Kepala Polisi Sumatera Tengah, setelah sebelumnya menjabat berbagai posisi penting di zamannya, Kepala Polisi Padang Luarkota,Kepala Kepolisian Keresidenan Riau, Kepala Polisi Kota Padang. Puncak kariernya sebagai Kepala Polisi Sumteng dan sebagai Gubernur Sumbar tahun 1958-1965. Artinya, H. Havid Dt. Rangkayo Basa, merupakan generasi ketiga Datuk Rangkayo Basa. Lahir 16 Oktober 1967 di Bukittinggi, H Havid Dt. Rangkayo Basa, sejak muda tak tertarik bekerja kantoran. Mungkin karena dalam dirinya mengalir darah saudagar dari sang kakek. Maka, jauh sebelum mengembangkan bisnis hotel syariah, Havid bergerak sebagai pedagang emas. Sampai saat ini, usahanya telah berkembang, memiliki cabang toko emas di kota Padang dan berbagai kota di Sumbar, dengan bendera Toko Mas Sumatera Jaya, dan Toko Mas Ratu. Memajukan ekonomi berdasarkan prinsip-prinsip bisnis syariah menjadi jalan hidup seorang Havid Rangkayo Basa dan ini senantiasa disuarakannya dimana-mana. Sumbar memiliki potensi besar menjadi pusat industri halal di Indonesia. Karena, Sumbar memiliki kekayaan alam dan budaya yang menarik bagi wisatawan muslim. Terutama dalam posisi sebagai Ketua PPHI (Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia) DPD Sumatera Barat. H. Havid Dt. Rangkayo Basa terus bergerak mempromosikan pariwisata halal Sumatera Barat dan Indonesia. Peran lain dimainkan Havid, dalam posisinya sebagai Ketua DPD PPHI Sumbar, Ketua APEPI (Asosiasi Pedadang Emas Permata) Wilayah Sumbar. “Melalui prinsip bisnis Syariah, dan Halal, kita ingin berkontribusi untuk mendorong kemajuan pariwisata Sumatera Barat khususnya dan Indonesia pada umumnya,” ujar Havid, owner Rangkayo Basa Hotel ini suatu ketika. Dengan berkembangnya pariwisata, terutama ada peran bisnis syariah dan wisata halal di dalamnya, H.Havid Havid Dt. Rangkayo Basa berharap makin terbukanya sektor lapangan kerja.”Lapangan kerja identik dengan kesejahteraan masyarakat,” tambah putra Guguak Tinggi ini lagi. Dan wisata halal, menurut H.Havid Dt.Rangkayo Basa, merupakan bagian dari syariah, dan syariah sendiri telah menjadi falsafah kehidupan orang Minangkabau. “Adat bersandi syarak, syarak bersendi Kitabullah, Syarak mangato, adat memakai. Adat bapaneh, Syarak Berlindung,” ujar Havid yang mejadikan filosofi ini, komitmennya dalam organisasi DPD-Persatuan Pengusaha Halal Indonesia, demi memantapkan bisnis syariah. Selain aktif dalam bisnis syariah, H.Havid Dt Rangkayo Basa, juga hadir dalam berbagai organisasi bisnis dan sosial kemasyarakatan. Seperti, salah seorang pengurus Masjid Taqwa Muhamadiyah Sumbar, juga pendiri Yayasan pendidikan Hubbul Whatan di Bukittinggi, dan Yayasan Cendana Andalas di Padang. Ini, merupakan bagian dari kepeduliaan seorang H.Havid Dt. Rangkayo Basa terhadap pembangunan sumberdaya manusia. “Kita berharap bisa melahirkan generasi emas, generasi berbasis alquran,” ungkap H.Havid yang juga aktif di Kadin Sumbar. Langkah Havid Datuk Rangkayo Basa ini, mendapat respons positif, kerabatnya, Alexandra Datuk Tumanggung, Haji Edi Nushasdy, serta Guswandi.”Pak Havid sangat mengispirasi, semoga ke depan, akan lahir havid-havid baru,” ujar mereka serempak. Dan, anugerah Tokoh Minang Peduli Bisnis Syariah dari Padang TV merupakan pengakuan atas kiprah dan komitmen, tidak hanya untuk Haji Havid tetapi juga keluarga besar Rangkayo Basa. Selamat. Hazimah, admin dpd.pphi.sumbar Baca Juga MUSDA II PPHI DPD Sumatera Barat
Buka Musda PPHI Sumbar, Gubernur Mahyeldi Sebut Pariwisata Halal Harus Sejahterakan Masyarakat

Dikutip dari Mjnews.id – Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, menekankan bahwa pemaksimalan potensi pariwisata halal di Sumbar harus bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Hal itu disampaikan Gubernur saat membuka gelaran Musyawarah Daerah (Musda) ke-II Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) Sumbar, Selasa (14/11/2023). “Musda kali ini mengangkat tema Overview Perkembangan Pariwisata Halal di Sumatera Barat. Ini sangat relevan dengan misi Pemprov Sumbar. Kami berharap, agar diskusi ini fokus membahas terkait bagaimana kita melakukan peningkatan pendapatan sekaligus melestarikan budaya, sehingga berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan,” kata Gubernur dalam sambutannya. Melalui fokus terhadap poin-poin tersebut, kata Gubernur, maka masyarakat Sumbar akan secara langsung medapatkan manfaat ekonomi, budaya, dan sosial dari sektor pariwisata halal. Gubernur juga menyampaikan, bahwa misi Pemprov Sumbar untuk menjadikan daerah ini sebagai destinasi halal utama di dunia didukung oleh berbagai potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh Sumbar. “Pada ajang Indonesian Muslim Travel Index (IMTI) 2023 bulan Oktober lalu, Sumbar menjadi terbaik ke-3. IMTI sendiri adalah ajang bergengsi dalam penilaian wisata halal, dengan mengadopsi langsung metode yang diterapkan oleh Mastercard CresenRating Global Muslim Travel Index (GMTI). Ini untuk mengukur sejauh mana kesiapan destinasi dalam menggarap pasar pariwisata ramah muslim,” ujarnya. Potensi yang dimiliki Sumbar, sambung Gubernur, terdiri dari pemandangan alam yang memukau, warisan budaya yang berakar pada falsafah Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK), dan keragaman kuliner yang telah mendapat pengakuan dunia sebagai salah satu makanan terenak di dunia. “Patut diingat pula, bahwa hingga akhir September 2023 ini, jumlah kunjungan wisatawan ke Sumbar tercatat sudah 7.435.933 orang, di mana 39.170 di antaranya adalah wisatawan luar negeri,” ucap Gubernur lagi. Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPP PPHI, H. Riyanto Sofyan Datuak Rajo Ampek Suku mengatakan, PPHI Sumbar terlihat sangat berkomitmen dalam mendukung perkembangan pariwisata halal di Sumbar, di mana dalam penilaian tahun 2023, Sumbar berada di peringkat ke-3 di bawah NTB dan Aceh. “Sumbar semakin baik persiapannya untuk melayani wisatawan muslim. Sumbar sebagai daerah yang menerapkan ABS-SBK, memiliki potensi yang sangat bagus dalam mengembangkan wisata halal. Walaupun sudah peringkat ke-3, tetap perlu komitmen bersama untuk membuktikan bahwa Sumbar memang pantas menjadi tujuan utama pariwisata halal kelas dunia,” ucap Riyanto. Pada Musda II kali ini terpilih kembali Bpk. H.Havid Dt. Rangkayo Basa sebagai Ketua Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia DPD Sumatera Barat periode ke 2 tahun 2023 – 2028. Selamat! Baca Juga : MUSDA II PPHI Sumatera Barat
Overview Halal – Muslim Friendly Tourism for Wonderful West Sumatera

Lebih lanjut mengenai Overview Halal Muslim Friendly Tourism for Wonderful West Sumatera
PERS RELEASE

Menanggapi dan Menyikapi komentar negative tentang “wisata halal” dari tokoh masyarakat di Sumatera Barat. Padang, Agustus 2019 Oleh Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia ( PPHI ) DPD Sumbar Ketua : H Havid Dt.Rangkayo Basa. SE. Sekretaris : H. Meldian STP,MM Bismillahirahmanirrahiim Assalamu’alaikum wr.wb. Dalam beberapa hari ini setidaknya ada dua media yang memuat komentar dari para tokoh masyarakat Sumbar yang berkomentar miring dan cenderung melemahkan semangat tentang wisata halal yang sedang dan terus kita kembangkan di Sumatera Barat ini, yaitu pada hari senin 29 Juli 2019 oleh media Benteng Sumbar dan yang ke-dua pada hari minggu 04 Agustus 2019 oleh Antara Sumbar. Dari komentar dan berita tersebut sedikit banyak akan membawa polemic dan keresahan serta melemahkan semangat bagi masyarakat, khususnya yang bergerak dibidang pariwisata. Maka dari itu kami DPD PPHI Sumatera Barat, sebuah organisasi yang bergerak dan berkecimpung dalam wisata halal, merasa tergelitik dan tergerak untuk meluruskan sekaligus memperkenalkan wisata halal ( bagi yang belum kenal ) apa esensi wisata halal yang dimaksud. Jadi tidak ada yang Ilegal tentang penyelenggaraan Pariwisata Halal ( Misalnya: Dinas Pariwisata, LPPOM MUI, PHRI, ASITA, PPHI ) Demikian Pers Realese ini kami buat, Padang Agustus 2019 Wassalamu’alaikum wr.wb Atas nama pengurus DPD PPHI Sumatera Barat H Havid Dt.Rangkayo Basa SE
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI SUMATERA BARAT

Sejarah Pariwisata Halal Sumatera Barat | Wisata Halal Sumbar. Oleh: Widadi Handoyo ( Sekretaris Executive DPD PPHI Sumatera Barat dan General Manager di Hotel Rangkayo Basa Group ) Wisata halal adalah sebagai implementasi dari UU No 33 tahun 2014 tentang jaminan produk halal, yaitu mencakup barang dan/atau jasa yang terkait dengan makanan, minuman, obat, kosmetik, produk kimiawi, produk biologi, produk rekayasa genetic, serta barang gunaan yang dipakai, digunakan, atau dimanfaatkan oleh masyarakat. Lebih jauh lagi, wisata halal merupakan Extended Service dan Fasilities atau pelayanan tambahan yang diperuntukan bagi wisatawan muslim yang selama ini belum terfasilitasi, baik untuk sholat, fasilitas umum yang mudah dan nyaman, restoran halal, penginapan yng muslim friendly dll. Di dalam masyarakat minangkabau wisata halal sangat bekesuaian, wisata halal adalah merupakan bagian dari Syariah, dan Syariah sendiri telah menjadi falsafah kehidupan orang Minangkabau, yang dijabarkan pada ABS-SBK-SMAM-ABSB ( Adat Basandi Syara’ – Syara’ Basandi Kitabullah – Syara’ Mangato Adat Mamakai – Adat Bapaneh Syara’ Balinduang ) KONSEP PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL Wisata halal ini merupakan layanan tambahan bagi wisata muslim yang akan melakukan perjalanan wisata, dan layanan tersebut harus yang mudah dan nyaman untuk kebutuhan harian bagi wisatawan muslim,mulai dari bandara, selama perjalanan, daerah tujuan wisata, penginapan, tempat belanja, antara lain: Dari kesembilan kreteria di atas, suatu destinasi bisa di katakan destinasi halal minimal memenuhi 3 unsur teratas. SEJARAH PARIWISATA HALAL SUMATERA BARAT Cerita sejarah pariwisata halal di Sumatera Barat di mulai pada tahun 2014, mulai diadakan FGD ( Forum Groups Discussion ) di Sumatera Barat dan selanjutnya di susul dengan sosialisasi yang berkelanjutan. Wisata halal di sumatera barat mulai booming atau semacam mendapatkan boster, yaitu pada tahun 2016 Sumatera Barat mendapatkan 3 penghargaan, yaitu sebagai; Selanjutnya pada tahun 2020 terbit PERDA PARIWISATA HALAL NO.1 TAHUN 2020, dan disusul pada 2022 terbit Peraturan Gubernur No.19 tahun 2022 Berkaitan Dengan Pelaksanaan Perda No.01/2020 tentang penyelenggaraan pariwisata halal. Perkembangan atau pengaruh di luncurkannya program pariwisata halal di Sumatera Barat, antara lain; SEJARAH PARIWISATA HALAL INDONESIA Bicara wisata halal di Sumatera Barat tidak lengkap apabila tidak di lengkapi dengan sejarah wisata halal secara umum di Indonesia. Pada 2015 Indonesia pertama kali mengikuti World Halal Tourism Award (WHTA) dan Global Tourims Index (GMTI) . Indonesia saat itu mendapatkan 2 penghargaan Lombok NTB ( Best Halal Destination ) dan Best Hotel Muslim Friendly yang diraih oleh Sofyan Hotel Jakarta. Selanjutnya pada 2016 Indonesia memborong 12 penghargaan pada ajang yang sama. Tiga kategori di antaranya di raih oleh Sumatera Barat, secara rinci berikut 12 kategori yang di maksud: Penghargaan Pariwisata Halal Indonesia Lainnya Pada tahun 2017 lagi lagi Pariwisata Halal Indonesia menduduki TOP 3 dari ajang GMTI. Indonesia menetapkan 10 daerah tujuan wisata halal Indonesia, yaitu; Jakarta, Riau, Lombok, Sumatera Barat, Aceh, Jawa Tengah,Yogya Malang, Makasar. Dari 10 tersebut ada 5 daerah tujuan wisata halal unggulan, yaitu: Aceh, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Riau ( kepri ) Lombok NTB. Tahun 2019 merupakan puncak prestasi yang di raih oleh Pariwisata Halal Indonesia yaitu menduduki peringkat ke-1 bersama Malaysia dengan nilai yang sama pada Global Muslim Travel Index. Pada 2019 Indonesia juga meluncurkan IMTI (Indonesia Muslim Travel Index ) pada tahun 2020 terjadi pandemi COVID-19 sehingga acara GMTI ditiadakan. Pada tahun 2021 prestasi pariwisata indonesia turun peringkat di urutan ke-4, urutan pertama tetap Malaysia. Kendala Pariwisata Halal Setiap usaha atau program sudah dipastikan selalu ada kendala, begitu juga pariwisata halal ini. Kendala-kendala yang timbul antara lain: Dengan pengalihan wewenang penerbitan sertifikat halal dari MUI ke Kementerian Agama. Biaya lebih tinggi, secara proses juga lebih sulit karena belum ada kesiapan di Lembaga Penjamin Halal ( LPH ) di setiap daerah, hal ini sedikit banyak menjadi kendala bagi para pelaku industri. Kemudian kendala lain, belum semua masyarakat sadar pentingnya sertifikat halal, karena beranggapan di sumatera Barat yang mayoritas muslim, sudah beranggapan semuamakan halal, padahal makanan olahan melalui proses yang belum tentu halal proses dan zat tambahannya. Selanjutnya kebanyakan wisatawan masalah halal belum menjadi pertimbangan sebagai pilihan, berbeda jika berkunjung ke daerah yang mayoritas NON muslim, masalah serttifikat halal pasti sangat di cari. Maka dari itu wisata halal di daerah yang mayoritas muslim agak susah berkembang. Baca Juga : PERS RELEASE PARIWISATA HALAL SUMATERA BARAT
Enjoy Annually Event of Tour De Singkarak

Tour de Singkarak adalah event balap sepeda tahunan yang di adakan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Singkarak sendiri adalah nama salah satu danau yang ada di Sumatera Barat.
Lokakarya Penyusunan Kurikulum, PPHI Suarakan Penguatan Literasi Kepariwisataan Syariah dan Teknologi

Padang, 21 Agustus 2025 — Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) DPD Sumatera Barat turut ambil bagian dalam Lokakarya Penyusunan Kurikulum Program Studi Pariwisata Syariah yang digelar oleh STAI Ar Risalah Sumatera Barat. Kegiatan bertema “Membentuk Kurikulum Pariwisata Syariah yang Adaptif terhadap Revolusi Industri dan Tren Global Halal” ini berlangsung pada Kamis, 21 Agustus 2025, di Aula STAI Ar Risalah. Dalam kegiatan tersebut, Bapak Mazri Tanjung, selaku Sekretaris Eksekutif PPHI DPD Sumatera Barat, hadir sebagai narasumber dengan topik “Penguatan Literasi (Kepariwisataan, Syariah, dan Teknologi) dalam Pengembangan Kurikulum Program Sarjana Pariwisata Syariah.” Melalui pemaparan ini, PPHI menekankan pentingnya keterhubungan antara kurikulum akademik dengan kebutuhan industri pariwisata halal yang terus berkembang. Mazri Tanjung menjelaskan bahwa literasi kepariwisataan, syariah, dan teknologi merupakan tiga pilar utama yang harus dimiliki oleh lulusan Pariwisata Syariah. “Mahasiswa perlu dibekali kompetensi adaptif agar siap menghadapi tantangan era digital sekaligus mampu mendukung Sumatera Barat sebagai destinasi wisata halal unggulan,” ungkapnya. Selain dari PPHI, lokakarya ini juga menghadirkan narasumber lain, yaitu Prof. Dr. Darmansyah, ST., M.Pd (Universitas Negeri Padang) dengan topik Kurikulum OBE dan Implikasinya, serta Dr. Arizwan, S.Ag., M.Pd (Kabid SMK Dinas Pendidikan Sumbar) dengan topik Sinergi Kurikulum dan Implementasi Agenda Pariwisata Nasional. Kehadiran PPHI dalam forum ini menunjukkan komitmen organisasi untuk berkontribusi dalam penguatan dunia pendidikan, khususnya dalam penyusunan kurikulum yang relevan, visioner, dan aplikatif. Sinergi antara PPHI dan lembaga pendidikan diharapkan mampu melahirkan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga siap menjadi motor penggerak pariwisata halal di Sumatera Barat dan Indonesia.
Wakil Gubernur Sumatera Barat Sambut Hangat TIM IMTI 2025

Padang, 18 September 2025 — Rangkaian kegiatan visitasi Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2025 di Sumatera Barat resmi ditutup dengan agenda ramah tamah bersama pimpinan daerah. Acara ini dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat, yang menyambut hangat tim visitasi di Istana Gubernur Sumatera Barat. Kunjungan IMTI 2025 ke Sumatera Barat merupakan bagian dari upaya penguatan posisi daerah ini sebagai destinasi wisata ramah Muslim unggulan di Indonesia. Tim yang hadir terdiri dari perwakilan Enhaii Halal Tourism Center, Poltekpar NHI Bandung, CrescentRating, Bank Indonesia, serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, Wakil Gubernur menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada tim IMTI 2025 atas dukungan serta rekomendasi yang diberikan bagi kemajuan pariwisata Sumatera Barat. Beliau menekankan pentingnya kolaborasi lintas lembaga dalam memperkuat ekosistem pariwisata halal yang berdaya saing global, sekaligus tetap mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal Minangkabau. “Sumatera Barat memiliki potensi luar biasa dalam pengembangan wisata ramah Muslim, baik dari segi budaya, kuliner, maupun atraksi alam. Kehadiran tim IMTI menjadi energi baru untuk memperkuat langkah-langkah strategis pemerintah daerah bersama stakeholder pariwisata,” ujar Wakil Gubernur. Rangkaian visitasi tim IMTI ini diharapkan hasilnya dapat mendongkrak peringkat Sumatera Barat dalam IMTI, yang pada periode sebelumnya menempati peringkat ketiga nasional. Harapannya, dengan perbaikan layanan, penguatan regulasi, dan peningkatan sinergi, Sumatera Barat dapat naik ke posisi yang lebih tinggi sekaligus memperkuat branding sebagai destinasi pariwisata halal kelas dunia. Suasana ramah tamah berlangsung penuh keakraban, menjadi momentum untuk mempererat hubungan kerja sama sekaligus meneguhkan komitmen Sumatera Barat dalam mendukung visi besar pengembangan pariwisata ramah Muslim nasional.
PPHI DPD SUMBAR Coffee Morning Bersama Dinas Pariwisata dan KADIN Sumatera Barat

Padang, 21 Agustus 2025 — Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Sumatera Barat, menghadiri kegiatan Coffee Morning yang diprakarsai oleh Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat bersama Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan ini mengangkat tema Silaturahmi Penthelix dan Pembuatan Paket Bersama, sebagai langkah strategis dalam memperkuat sinergi dan kolaborasi lintas sektor pariwisata di Sumatera Barat. Acara diselenggarakan pada Kamis, 21 Agustus 2025 bertempat di Kantor Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat, mulai pukul 09.00 WIB hingga selesai. Kegiatan ini dihadiri oleh unsur pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, media, serta organisasi kepariwisataan di Sumatera Barat. Melalui forum silaturahmi ini, seluruh pemangku kepentingan pariwisata berkomitmen untuk memperkuat koordinasi, membangun komunikasi yang berkesinambungan, serta merancang paket wisata terpadu yang mampu meningkatkan daya tarik pariwisata daerah. Kehadiran PPHI DPD Sumatera Barat dalam acara ini merupakan wujud nyata dukungan terhadap pengembangan pariwisata ramah Muslim di Ranah Minang. PPHI berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam membangun kolaborasi dengan berbagai pihak, sehingga pariwisata Sumatera Barat dapat tumbuh secara inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Rangkayo Basa terima kunjungan Tim IMTI (Indonesia Muslim Travel Index) 2025

Padang, 18 Agustus 2025 – Hotel Rangkayo Basa kembali menerima kunjungan Tim Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2025.IMTI merupakan program penilaian yang bertujuan untuk mengukur sekaligus meningkatkan kualitas destinasi wisata ramah Muslim di Indonesia. Program ini telah beberapa kali dilaksanakan, antara lain pada tahun 2018, 2019, dan 2023, guna mengidentifikasi destinasi wisata halal prioritas nasional. Pada penilaian IMTI 2023, Sumatera Barat berhasil meraih peringkat ketiga nasional. Hotel Rangkayo Basa menjadi salah satu destinasi yang dikunjungi tim penilai, bersama dengan Plaza Andalas (kategori belanja), Restoran Lamun Ombak (kategori restoran halal), Masjid Raya Sumbar dan Masjid Al-Hakim (kategori tempat ibadah), serta Pantai Padang (kategori destinasi wisata). Tahun ini, IMTI 2025 kembali hadir melalui kolaborasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Bank Indonesia, CrescentRating, serta Enhaii Halal Tourism Center (EHTC). Salah satu rangkaiannya adalah site visit, yakni kunjungan lapangan untuk menilai secara langsung penerapan standar pariwisata ramah Muslim di destinasi-destinasi yang terpilih. Beberapa lokasi yang mendapat kunjungan site visit tahun 2025 antara lain: Bandara Internasional Minangkabau, Basko City Mall, Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, Hotel Rangkayo Basa, Pantai Padang, Restoran Pagi Sore, serta Bank Nagari dengan inovasi Bank Nagari Digital Masjid. Sebagai pionir hotel syariah di Kota Padang, Hotel Rangkayo Basa merasa bersyukur dan bangga kembali dipercaya menjadi salah satu lokasi kunjungan IMTI 2025. “Ini merupakan kehormatan sekaligus tanggung jawab besar bagi kami untuk berkontribusi dalam penilaian Sumatera Barat, dengan harapan dapat meningkatkan capaian provinsi tahun ini,” ungkap manajemen Hotel Rangkayo Basa. Pada site visit kali ini, jajaran manajemen Hotel Rangkayo Basa turut hadir secara penuh dalam rangka menyampaikan pemaparan mengenai profil, layanan, serta komitmen hotel sebagai destinasi ramah Muslim. Kehadiran tim IMTI mendapat sambutan langsung dari General Manager Hotel Rangkayo Basa, Bapak Mazri Tanjung. Pada kesempatan ini menyampaikan apresiasi atas kunjungan tersebut serta menegaskan kesiapan hotel untuk mendukung program Indonesia Muslim Travel Index 2025. Dalam mendukung program Muslim-Friendly Tourism, Hotel Rangkayo Basa senantiasa menghadirkan fasilitas dan pengalaman yang sesuai dengan prinsip syariah. Setiap kamar dilengkapi dengan perlengkapan ibadah, tersedia Mushola Hafidul Hidayah, serta desain interior dengan ornamen bernuansa Islami. Selain itu, atmosfer Muslim-friendly juga terasa melalui sapaan hangat “Assalamualaikum”, lantunan adzan yang berkumandang di seluruh area hotel, kebijakan hanya menerima pasangan resmi yang telah menikah, serta jaminan makanan halal yang tervalidasi Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dengan kesiapan fasilitas dan layanan tersebut, Hotel Rangkayo Basa berharap dapat memberi kontribusi nyata bagi Sumatera Barat agar mampu meraih hasil terbaik pada IMTI 2025. Bismillah, semoga Sumatera Barat dapat melampaui prestasi tahun sebelumnya dan semakin berkibar di kancah pariwisata nasional maupun internasional.
Hadiri Rapat Koordinasi, PPHI DPD SUMBAR siap Perkuat Kolaborasi Antar Pemangku Kepentingan dalam Pengembangan Pariwisata Ramah Muslim

PPHI DPD Sumatera Barat Hadiri Rapat Koordinasi Penguatan Kolaborasi Antar Pemangku Pengembangan Pariwisata Ramah Muslim Padang, 28 Juli 2025 — Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Sumatera Barat memenuhi undangan Rapat Koordinasi Program Pariwisata Ramah Muslim yang diselenggarakan oleh Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Sumatera Barat. Acara ini berlangsung di Kantor KDEKS Sumatera Barat, yang berlokasi di Kota Padang. Dengan agenda utama Penguatan Kepentingan Kolaborasi dalam Pariwisata Ramah Muslim Antar Pemangku Kepentingan dalam Pengembangan Pariwisata Ramah Muslim, rapat ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dari sektor pemerintahan, asosiasi pariwisata, akademisi, pelaku usaha, serta komunitas keagamaan. Pertemuan ini menjadi forum strategis untuk menyatukan langkah dalam membangun ekosistem pariwisata yang ramah Muslim dan berkelanjutan di Sumatera Barat. Rapat koordinasi ini juga menjadi ajang untuk menyusun rencana aksi bersama dan memperkuat jejaring kerja antar sektor. KDEKS Sumatera Barat sebagai penyelenggara turut mendorong agar seluruh pihak mampu menjaga semangat kolaboratif dan menjadikan program ini sebagai bagian dari penguatan ekonomi syariah daerah. Dengan keterlibatan aktif PPHI dan dukungan lintas sektor, diharapkan pengembangan pariwisata ramah Muslim di Sumatera Barat dapat tumbuh secara terarah, inklusif, dan memberikan manfaat ekonomi serta sosial bagi masyarakat luas. Baca Juga PPHI Hadiri Workshop IMTI 2025 di Yogyakarta
Hadiri Workshop Nasional IMTI 2025 PPHI DPD Sumatera Barat Goes To Yogya

Yogyakarta, 25 Juli 2025 — Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) DPD Sumatera Barat diwakili oleh Bapak Mazri Tanjung menghadiri Workshop Pelaksanaan Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2025 yang mengangkat tema “Pengumpulan Data dan Evidence Perkembangan Pariwisata Ramah Muslim (PRM) Daerah.” Kegiatan yang berlangsung pada Jumat, 25 Juli 2025 di Hyatt Regency Yogyakarta ini merupakan kolaborasi antara Bank Indonesia dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, serta melibatkan berbagai pemangku kepentingan daerah dari seluruh Indonesia. Workshop dibuka secara resmi oleh Bapak Rifki Ismal, Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia, dan Ibu Masruroh, Staf Ahli Bidang Transformasi Digital dan Inovasi Pariwisata Kemenparekraf RI. Setelah sesi pembukaan dan foto bersama, peserta mendapatkan paparan tentang Pedoman Layanan Dasar PRM serta Program Pengembangan PRM yang dikoordinasikan oleh Bank Indonesia. Agenda dilanjutkan dengan dua sesi workshop teknis yang dipandu oleh tim dari EHTC dan CrescentRating (CR). Sesi pertama membahas Muslim Travel Market dan Domestic ACES Model, sementara sesi kedua berfokus pada praktik penyusunan borang serta metode pengumpulan data pendukung IMTI di tingkat daerah. PPHI DPD Sumatera Barat, melalui keikutsertaannya, menegaskan komitmen organisasi dalam mendorong pengembangan destinasi pariwisata ramah Muslim yang berbasis data dan sesuai dengan karakteristik budaya lokal. Dalam sesi diskusi, delegasi PPHI juga turut berdialog dengan perwakilan kementerian dan lembaga pusat mengenai strategi percepatan, tantangan, dan potensi penguatan PRM di daerah. Kegiatan resmi ditutup pada pukul 16.45 WIB oleh pihak Bank Indonesia. Sementara itu, seluruh peserta dijadwalkan melakukan check-out pada Sabtu, 26 Juli 2025. Melalui kegiatan ini, PPHI DPD Sumatera Barat berharap akan terbentuk sinergi yang lebih erat antara pusat dan daerah dalam merumuskan kebijakan pengembangan pariwisata ramah Muslim yang berkelanjutan dan berdaya saing global.
PPHI Hadiri Forum Penyusunan RENSTRA 2025–2029 Dinas Pariwisata Sumbar

Padang, Juli 2025 — Dalam upaya turut serta membangun arah strategis kepariwisataan Sumatera Barat, Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) hadir dan berpartisipasi dalam Forum OPD Penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat Tahun 2025–2029. Forum ini berlangsung di Aula 1 Kantor Dinas Pariwisata Sumbar, dan menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dari unsur pemerintahan dan non-pemerintahan. Forum ini menjadi ajang penting dalam menghimpun aspirasi dan masukan dari berbagai pihak, mulai dari Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Sumbar, asosiasi pariwisata, instansi vertikal/BUMN, perguruan tinggi, hingga media lokal. Kehadiran PPHI menandai komitmen organisasi tersebut dalam memperkuat posisi Sumatera Barat sebagai destinasi unggulan pariwisata halal di Indonesia. Dalam kesempatan ini, PPHI turut memberikan pandangan strategis mengenai pentingnya integrasi nilai-nilai halal dalam pengembangan destinasi, layanan, dan promosi pariwisata. Sumatera Barat sebagai daerah yang kental dengan budaya Minangkabau dan identitas keislaman dinilai memiliki keunggulan kompetitif untuk terus mendorong pariwisata ramah Muslim yang berkelas global. Partisipasi PPHI menjadi sinyal penting bahwa pengembangan pariwisata ke depan harus dilakukan secara kolaboratif dan inklusif, melibatkan berbagai perspektif agar mampu menghasilkan kebijakan yang menyentuh akar persoalan dan menggali potensi secara maksimal. Melalui forum ini, diharapkan Dinas Pariwisata Sumbar dapat merumuskan RENSTRA 2025–2029 yang berpijak pada kekuatan lokal, namun juga berorientasi pada pasar global — termasuk dalam memperkuat posisi Sumbar sebagai destinasi halal yang unggul, berkualitas, dan berkelanjutan.
PPHI DPD Sumatera Barat Hadiri ajang bergengsi Ranah Minang Halal Lifestyle Festival (RMHLF) 2025

Padang, 5 Mei 2025 — Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Sumatera Barat turut hadir dalam ajang bergengsi Ranah Minang Halal Lifestyle Festival (RMHLF) 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Baiturrahmah (Unbrah) Padang, bekerja sama dengan Indonesian Halal Lifestyle Centre, pada 3–4 Mei 2025 di Kampus Unbrah Aie Pacah. Festival ini mengusung tema “Unlocking Future Opportunities through Innovation in the Halal and Digital Sectors” dan bertujuan untuk mendorong percepatan pengembangan ekosistem halal dan digital di Indonesia, khususnya di Sumatera Barat. Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah duta besar dari negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), pejabat tinggi pemerintahan, pakar internasional, serta pelaku industri halal dari berbagai sektor. Sebagai salah satu undangan, PPHI DPD Sumatera Barat hadir sebagai representasi organisasi yang secara konsisten mendorong kemajuan sektor pariwisata halal di ranah Minang. Kehadiran PPHI DPD Sumbar dalam acara ini merupakan wujud nyata komitmen organisasi dalam memperkuat positioning Sumatera Barat sebagai destinasi utama wisata halal di Indonesia. Sebagai perpanjangan tangan PPHI di tingkat daerah, DPD Sumatera Barat berperan aktif dalam membina pelaku industri wisata, mendorong penerapan standar halal, serta memperluas jejaring kerja sama antar stakeholder di sektor pariwisata. Dengan semangat kolaboratif dan berbasis nilai-nilai syariah, PPHI DPD Sumbar terus berupaya menjadi penggerak utama dalam memperkenalkan dan mengembangkan konsep halal lifestyle di wilayah ini. Kehadiran dalam RMHLF 2025 merupakan bagian dari langkah strategis PPHI DPD Sumatera Barat untuk terus memperkuat eksistensi dalam forum nasional, membangun kemitraan lintas sektor, serta menyampaikan aspirasi pelaku wisata halal daerah dalam skema pengembangan industri halal yang inklusif dan berdaya saing. Melalui partisipasi aktif ini, PPHI DPD Sumatera Barat berharap dapat terus menjadi jembatan sinergi antar pelaku industri, pemerintah, akademisi, dan masyarakat, dalam menciptakan ekosistem halal yang inovatif, berkelanjutan, dan selaras dengan nilai-nilai Islam. Langkah ini merupakan bagian dari kontribusi nyata untuk mendukung visi besar menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia.
Perwakilan PPHI DPP Sumatera Barat bersama Dinas Pariwisata Provinsi menghadiri Capacity Building Pengembangan Pariwisata Ramah Muslim di Yogyakarta

Capacity Building Pengembangan Pariwisata Ramah Muslim Daerah digelar oleh Bank Indonesia bekerja sama dengan Perkumpulan Pariwisata Halal Indoneisa (PPHI) dan Crescent Rating, dalam rangka menindaklanjuti hasil Kajian Indonesia Muslim Travel Index. Gelaran ini diadakan pada Kamis s.d Jumat 6 -7 Desember 2024 di Hotel Hyatt Regency Jogjakarta. Acara ini dihadiri oleh perwakilan dinas pariwisata yang menangani program pariwisata ramah muslim dan satu perwaklian asosiasi industri pariwisata halal dari masing masing daerah. Kali ini Bpk. Mazri Tanjung selaku Sekretaris Eksekutif PPHI DPP Sumatera Barat sekaligus General Manager Hotel Rangkayo Basa Group turut hadir bersama dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat. Berbagai workshop dalam rangka penguatan Pariwisata Ramah Muslim menjadi agenda utama dalam Capacity Building ini, seperti; Strategi penguatan branding dan Promosi Digital Destinasi Pariwisata Ramah Muslim Daerah, Peningkatan Daya Saing Destinasi Wisata Halal Melalui Pedoman PRM dan workshop lainnya. Hari pertama diskusi beberapa bahasan telah dilaksanakan dengan narasumber Bapak Yosan Taufik Akbar dari DEKS BI, Ibu Rizki Handayani dari Kemenpar RI, Ibu Yung dari Kemenpar RI, Ibu Widyasari Setyowulan dari Traveloka dan Bapak Takdir Doa dari DPP PPHI. Selain workshop FGD model dan Aplikasi pengembangan destinasi pariwisata Ramah Muslim juga menjadi agenda acara yang diadakan oleh DEKS Bank Indonesia. Hari kedua diskusi beberapa bahasan telah dilaksanakan dengan narasumber Bapak Anang Sutono, Bapak Wisnu Rahtomo dan Bapak Edi Sumaryadi, ketiganya berasal dari EHTC Poltekpar NHI Bandung. Kegiatan ditutup oleh Ibu Danila Dahlan, selalu Manager DEKS Bank Indonesia. (admin H)
MAZRI TANJUNG : “PARIWISATA HALAL ATAU MUSLIM FRIENDLY TOURISM DAPAT MENJADI KONTRIBUTOR BESAR DALAM MEWUJUDKAN GREEN ECONOMY “

Dikutip dari www.HotelRangkayoBasa.com MAZRI TANJUNG : “PARIWISATA HALAL ATAU MUSLIM FRIENDLY TOURISM DAPAT MENJADI KONTRIBUTOR BESAR DALAM MEWUJUDKAN GREEN ECONOMY “ (19/06/2024) Minangkabau Halal Festival kembali dilaksanakan di Auditorium Universitas Negeri Padang . Pagelaran Halal Festival ini berlangsung mulai dari tanggal 30 Mei hingga 3 Juni 2024. Acara ini bekerja sama dengan Masyarakat Ekonomi Syariah Sumatera Barat, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Event Organizer Nasional Syakaa Organizer . Acara yang bertemakan Halal for Everyone ini mengangkat pembahasan mengenai sosialisasi sertifikasi halal untuk seluruh UMKM dan praktisi halal di Sumatera Barat, guna mensukseskan dan mendorong Sumatera Barat menjadi salah satu Industri Halal dan Masyarakat Ekonomi Syariah terkemuka di Indonesia. Hotel Rangkayo Basa Group sebagai salah satu Muslim Friendly Hotel di Sumatera Barat turut berkontribusi pada acara ini. General Manager Hotel Rangkayo Basa Group, Bapak Mazri Tanjung menjadi pemateri pada Talkshow “Trend Wisata Halal 2025 Opportunities dan Challenges of Halal tourism to Support Green Economy”. Talkshow ini dihadiri oleh mahasiswa Fakultas Pariwisata Perhotelan(FPP) Universitas Negeri Padang dan khalayak umum. Dalam talkshownya beliau menyampaikan bahwa “Halal tourism atau lebih dikenal dengan Muslim Friendly dan Green Economy berkaitan erat dalam pelaksanaannya”. Lebih lanjut menurut Laporan GMTI (2018) salah satu syarat standar industri perjalanan wisata syariah ialah Menjamin kelestarian Lingkungan. Merujuk pada QS. Al – A’raf ayat 85 ; “ Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya, yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul – betul kamu orang yang beriman.” , Mazri Tanjung yang juga merupakan Sekretaris Eksekutif PPHI (Persatuan Prawisata Halal Indonesia) DPP Sumatera barat, menyampaikan bahwa salah satu jenis pariwisata yang mampu mendukung sustainable tourism adalah Pariwisata Ramah Muslim. Sumatera Barat berhasil meraih peringkat kedua dalam Penghargaan Adinata Syariah 2024 untuk kategori Sektor Ekonomi Hijau dan Berkelanjutan. Tentunya dengan adanya pemahaman dan dukungan masyarakat Halal tourism ataupun Muslim Friendly Tourism diharapkan dapat berkontribusi besar dalam mendorong terwujudnya Green Economy di Sumatera Barat.